topmetro.news – Bupati Asahan, H Surya BSc meninjau lokasi pengoperasian Tempat Penampungan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) sebagai solusi pakan alternatif untuk unggas dan ikan air tawar dengan larva maggot yang berlokasi di jalan Pondok Indah Kelurahan Sei Renggas Kecamatan Kota Kisaran Barat, Rabu (30/6/2021).
Kadis Lingkungan Hidup, Agus Jaka Putra Ginting SH mengatakan maggot merupakan jenis belatung yang ukurannya lebih besar dan berasal dari lalat. Belatung ini hanya menkonsumsi sampah organik. Limbah organik yang bau, akan dimakan maggot.
Maggot nantinya menjadi pakan alternatif yang kaya akan unsur enzim dan berprotein tinggi. Untuk itu maggot yang bernutrisi tinggi ini nantinya diberikan untuk ternak unggas yakni ayam kampung, ikan lele, nila, dan gurame.
Dengan budidaya maggot menjadikan ini sebagai teknologi dan solusi menangani limbah organik. Program ini bisa menjadi sebuah inovasi dan solusi penanganan sampah yang menjadi momok selama ini. Teknologi maggot dapat mengubah sampah dari malapetaka menjadi berkah.
Ketua kelompok tani integrasi PAM Asahan pengelola TPS 3R, M Hamdani mengatakan hal ini sudah lama viral di daerah Jawa, namun beberapa waktu belakangan baru masuk ke Sumatera Utarandan ini pertama di Asahan.
Sampah organik yang digunakan yaitu sisa sampah limbah pasar diantaranya : sayuran kol, wortel, terong, serta buah-buahan yang busuk, sampah restoran, serta kotoran ayam itu sendiri yang nantinya diurai oleh maggot atau larva.
Urai Sampah
Sampah 1 ton akan habis diurai oleh maggot berjumlah 500 kg selama satu malam. Sampah harus 2x lipat dari beban maggot tersebut. Sirkulasi udara di dalam TPS juga harus diperhatikan dan sangat memadai. Sistem di dalamnya harus di desain secara terbuka, karena sinar matahari harus masuk ke dalam untuk pertumbuhan pupa yang kemudian akan menjadi lalat yang dapat bertelur dan menghasilkan maggot.
Maggot atau belatung tersebut nantinya akan dimakan oleh ayam, sebagian untuk makan ayam dan sebagian untuk di indukkan lagi. Total ayam kampung yang dipeliharanya saat ini sekitar 300 ekor. Sudah ada 2 binaan kelompok tani yang kita bina di Mutiara dan Sidodadi.
Media maggot ini bukan hanya menghasilkan pakan ternak tetapi lebih untuk pengelolaan sampah organik yang dapat pula sebagai pakan maggot. Kelebihannya mampu menghemat biaya pakan sampai 50 persen dan tidak tergantung pakan pabrikan.
Bupati mengatakan ini inovasi yang pertama di Asahan dan tentunya harus dikembangkan. Kita bangga dan mengapresiasi ide yang dikembangkan Dinas LH bekerjasama kelompok tani integrasi PAM Asahan yang mengelola TPS 3R tersebut.
“Ini ide baru yang bisa dibuktikan dan menghasilkan. Program ini dapat dikolaborasikan dengan Dinas terkait seperti Dinas Peternakan, Dinas Pertanian. Saya berharap Dinas LH dapat memfasilitasi program ini sehingga harapan saya di tahun 2024 Asahan bisa mendapat Piala Adipura. Pemkab Asahan akan terus berupaya agar program ini bisa semakin maju dan berkembang,” kata Bupati.
Penulis: En
